Sering Tak Sarapan, Anak Berisiko Kekurangan Gizi atau Malnutrisi

Senin, 21 Agustus 2017 - 01:30 WIB
Sering Tak Sarapan,...
Sering Tak Sarapan, Anak Berisiko Kekurangan Gizi atau Malnutrisi
A A A
JAKARTA - Sarapan menjadi waktu makan terpenting dalam mengisi hari. Sarapan tidak saja memberi tenaga, juga banyak manfaat. Sayangnya, masih banyak orang tua yang tak paham akan pentingnya sarapan sehingga banyak buah hati yang melewatkannya. Padahal, kerap melewatkan sarap berisiko kekurangan gizi atau malnutrisi.

Studi yang dilakukan di King's College London ini menemukan bahwa anak-anak yang melewatkan sarapan secara teratur mungkin tidak mengkonsumsi nutrisi penting harian untuk pertumbuhan dan perkembangan yang direkomendasikan oleh pemerintahan Inggris. Sedangkan anak-anak yang rutin sarapan setiap hari dinilai memiliki gizi lebih superior secara keseluruhan dibandingkan dengan mereka yang tidak sarapan.

Dilansir dari Zeenews, sayangnya penelitian ini tidak dapat melihat hubungan sebab akibat, anak-anak yang sarapan memiliki asupan nutrisi lebih tinggi seperti folat yang penting untuk pengembangan materi genetik, kalsium, zat besi dan yodium sebagai kunci dalam pengembangan fungsi tiroid.

Peneliti menggunakan buku harian makanan yang dikumpulkan untuk program Rolling Diet dan Nutrisi Nasional antara 2008 hingga 2012 dari kelompok 802 anak usia empat hingga 10 tahun dan 884 anak berusia 11—18 tahun. Selanjutnya, asupan gizi dinilai dengan menggunakan data food composition dari departemen kesehatan. Sarapan dinilai sebagai kegiatan konsumsi makanan antara pukul 06.00—09.00 dengan lebih dari 100 kalori.

Sebanyak 31,5% dari mereka yang melewatkan sarapan tidak memenuhi, bahkan lebih rendah asupan gizi yang direkomendasikan oleh LRNI, dan 19% lainnya tidak memenuhi kategori LRNI untuk kalsium.

Penelitian ini membandingkan kebiasaan dan nutrisi sarapan setiap responden dan menunjukkan anak-anak yang lebih muda atau sekitar 4—10 tahun, ketika sarapan akan memiliki asupan folat, kalsium, vitamin C dan yodium yang lebih tinggi. Anak dengan usia sekitar 11—18 tahun, biasanya akan mendapatkan asupan kalsium lebih tinggi saat sarapan.

Terkait hasil penelitian ini, penulis senior pada penelitian ini, Gerda Pot mengatakan penelitian ini menunjukkan bahwa sarapan merupakan cara orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Selain itu, data juga menunjukkan bahwa anak perempuan lebih cenderung melewatkan sarapan daripada anak laki-laki serta pendapatan rumah tangga ditemukan lebih tinggi pada keluarga anak-anak yang makan sarapan setiap hari.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2420 seconds (0.1#10.140)